kenapa?

on Selasa, 09 April 2013

Pffffff.... Gak usah pake bata basi lah, i want to tell a story...

Yap, ngapa orang yang kita sayang bukan dan tidak selalu orang yang sayang dengan kita? Dan juga kita tidak dapat memilikinya sepenuhnya. Miris memang, tapi mau gimana lagi? Lumpur sudah di sidoarjo. Lantas, bagaimana dengan orang yang menjadi milik seseorang, tapi kita menyayanginya? Hah, itu sih bukan sulap, melainkan (lho?).

---
Aku mengenal seorang kakak, sebut saja putri namanya. Orangnya baik, dan tentu saja sangat baik terhadapku. Dia sudah dekat denganku karna sebuah perkenalan biasa. Dia adalah kakak kelas ku di SMP, dan tentunya tidak terlalu dekat di sekolahan, takut dia nanti malu kenal denganku. Tapi tak lama, seorang anak sma1 berkenalan dengannya. Mereka sangat mudah untuk menjadi akrab, dan semakin hari semakin dekat. Ada apa? Toh dia cuma aku anggap sebagai kakak ku.

Hari minggu, aku mengajaknya jalan, kesuatu tempat, bukan TK, bukan wisma, dan tentunya bukan wc umum. Aku hanya mengajaknya nonton dan makan, standar remaja masa kini. Tapi, dia lah yang menjemputku. Dia mengatakan dia sayang kepadaku, dan begitupun aku. Tapi memang, aku tak akan bisa dengannya. Dia menjemput, dan kami pun pergi, berdua ke sebiji mall dipekanbaru. Kami langsung ke lantai atas dimana 21cinema berada. Aku berhenti didepan wc? Ya, standar anak muda (lagi), terlihat cantik bagi cewek tu perlu, aku maklum, aku juga mau masuk wc cowok, sekedar menghela nafas dan membasahi tangan. Diapun keluar dengan senyumnya yang menawan, sangat anggun. Aku terkesan, dapat pergi hanya berdua dengan seorang yang sangat diinginkan banyak cowok, hebatnya aku. Kami melihat film hari ini, sepertinya, film standar saja, biar dia yang memilih. Aku memesan tiket sementara dia, main atau duduk atau beli makanan? Aku tidak memperhatikan, beberapa pesan di HP sepertinya perlu dibalas. Aku memesan tiket, tempat duduk, bagian belakang tengah saja, aku tidak mau matanya silau karna terlalu dekat layar. Aku mencarinya, dia sedang memesan ntah apa, aku merangkul pundaknya, “pesan apa?”
“hah, pesan minum aja kok, mau?”
“gak usah, liat kamu aja haus aku hilang”, aku menjawab dengan senyuman mafia.
“ah, gombalmu lagi dek, hahaha”, dia menjitak kepalaku dengan tertawa tokoh kartun.
“10 menit lagi kayaknya mulai, pas kali timing kita kak, how?”
“yaudah, bentar, masuk aja kita langsung.”
“yaudah, pulang dulu ya”
“ha? Kok pulang? Pulang lah naik angkot sana”
aku diam, memasang tampang iba,dia pun tertawa, hebat. Kami pun masuk kedalam berdua, mencari tempat duduk. Aku melihat kebelakang, biasa, pasangan remaja sedang bercinta. Dia memegang hp. Sepertinya cowok itu. Aku diam saja, melihat hp juga, membalas pesan teman-temanku. Tak lama, film dimulai, film remaja indonesia, yang ceritanya membosankan tapi tetap menarik. Selang waktu 10 menit, masih biasa, aku bimbang, bimbang kenapa? Lalu disebuah adegan yang (mungkin) romantis, aku meberanikan diri berbisik kepadanya,
“kak, adek sayang kakak”. Dia menatapku, aku menatap matanya
“adek serius?”
“iya kak, serius, adek beneran sayang sama kakak”. Aku memegang tangannya, dan menatap kembali kelayar, dia juga kembali menonton film remaja labil itu. Tangan kami masih berpegangan, betapa senangnya aku. Dan tak lama, film itu habis, aku membiarkan dia mengambil keputusan, dia melepaskan tanganku. Aku meminta maaf kepadanya, aku tau dia mempunyai pasangan diluar sana. Kami keluar bersama, berdua.

Kami mencari tempat makan, dimana? Biarkan dia yang memilih, tapi jangan yang mahal. Uangku tak cukup membayar hidup seharian di mall seperti ini. Kami beranjak menuju salah satu tempat makan di mall ini. Aku memesan  untukku dan dia, ya, KFC pilihan yang bijak untuk pelajar banyak hutang sepertiku. Aku membawakan makanan kemeja kami. Makan, dan? Makan dulu sampe habis. Aku selesai duluan, minum, dan menatap matanya tajam-tajam. Dia memperhatikan.
“ngapa dek gitu kali liatnya?”
“gak ada, kamu cantik. makan lah dulu”.
“iyaiya, cuci tangan sana dulu, kotor.”
“iya, bentar ya”. Dia hanya mengangguk.
Aku mencuci tanganku, dan segera kembali, dan ternyata? Seorang temannya datang dan duduk dikursiku. Cowok. Hah, biar saja, aku memesan icecream dulu lah, malas kembali dengan keadaan seperti itu. Setelah pesananku datang, aku kembali. Dia sudah selesai makan dan membersihkan tangan lembutnya itu. Aku duduk membawa icecream, dan kembali bercengkrama. Menyenangkan memang, tapi ada yang mengganjal.
“siapa tadi tu kak?”
“oh itu, tadi, teman tu, mantan sih”
“ooh, mantan. Ya deh percaya. Mau?”
“mau lah, enak tu, hahaha”
“iyaiya, ni untuk kamu”
“iya, makasih ya sayang.”
“hehehe, samasama sayaaang”
kami melahap icecream itu sampai habis, dan keluar dari tempat yang mungkin kadar oksigen nya hanya beberapa persen. Kami jalan dan jalan sampai akhirnya kaki menyerah kepada capek. Yap, kami akan pulang, hari juga sudah menunjukkan gejala sore. Ya, kami pulang dengan sejuta kenangan tak terlupakan hari ini. Hanya satu hari, tak perlu 9 atau 15 hari, bahkan tak perlu 23 hari untuk membuat satu kenangan itu. Hari yang tak terlupakan.
---

thx for u all readers...

0 komentar:

Posting Komentar